Kenikmatan Kopi Gayo dimulai dari rasanya yang kuat dan berkarakter. Kopi Gayo memiliki rasa yang tidak pahit dan memiliki keasaman yang rendah dan memiliki sedikit sentuhan rasa manis. Makanya, Kopi Gayo ini seringkali dijadikan sebagai bahan campuran berbagai house blend coffee.
Kopi Gayo paling cocok ditanam di ketinggian 1000 mdpl. Namun, kopi Gayo ini juga memiliki keunikan tersendiri, yaitu ketinggian perkebunan yang menentukan cita rasanya. Perbedaan ketinggian perkebunan ini ternyata juga bisa mempengaruhi rasa Kopi Gayo lho. Dari satu sisi, hal ini menyebabkan rasa Kopi Gayo tidak konsisten, namun di sisi lain, hal ini menjadi keunikan tersendiri dari Kopi Gayo.
Soal rasa, Kopi Gayo memberikan sentuhan nutty cenderung buttery dengan aroma rempah yang wangi.
Kualitas Kopi Gayo sudah diakui oleh dunia sebagai kopi terbaik melalui sertifikat resmi akan kualitasnya yang keluar pada tahun 2010 lalu. Selain itu, sekarang ini juga para petani sedang mengembangkan tiga varietas Kopi Gayo yang sedang dibudidayakan, yaitu Gayo 1, Gayo 2, dan P88 yang juga sudah diakui oleh dunia sebagai kopi terbaik.
Kopi Gayo memiliki beberapa jenis, yaitu:
Bergendal merupakan salah satu jenis Kopi Gayo yang termasuk ke dalam jenis Arabika. Kopi Bergendal diambil dari Bahasa Belanda, yaitu “Berg” (gunung) dan “Dal” (lembah). Kopi ini ditanam di perkebunan Bener Meriah, Aceh, yang tumbuh di ketinggian 1.200 sampai 1.500 mdpl dengan cita rasa sedikit buah-buahan dengan sentuhan herbal dan spicy dengan tingkat keasaman yang rendah.
Kopi Rambung adalah salah satu jenis Kopi Gayo yang memiliki biji paling besar di antara kopi Arabika lainnya yang ditanam di tanah Gayo. Kopi Rambung ini memiliki pertumbuhan yang cepat yang membutuhkan lahan lebih banyak untuk membudidayakannya.
Jenis Kopi Gayo selanjutnya adalah Kopi Sidikalang. Kopi Sidikalang ini tumbuh di ketinggian 1,500 mdpl yang memiliki masa hidup tanaman yang panjang dengan perawatan dan proses yang tepat.
Sebagai bagian dari Kopi Gayo, kopi Lini Ethiopia memiliki rasa yang berbeda-beda, tergantung dengan tempat penanamannya. Namun, Lini Ethiopia ini pada dasarnya merupakan varietas kopi Arabika yang pertama kali masuk ke Indonesia pada 1928 lalu.
Jenis Kopi Gayo yang satu ini merupakan persilangan antara kopi Arabika dan Robusta yang awalnya ditanam di Timor Timur. Setelah tahun 1980-an, barulah Timtim Arabusta ini dibawa ke dataran tinggi di Aceh yang kemudian dikembangkan.
Ada beberapa cara yang bisa kamu coba untuk menikmati Kopi Gayo, mulai dari menggunakan teknik V60 atau pour over, menggunakan french press, atau bisa juga dengan menggunakan Vietnam drip maupun aeropress. Pada dasarnya, Kopi Gayo ini sendiri sudah memiliki rasa yang khas, bisa dinikmati sebagai single origin maupun campuran hidangan kopi lain.
Nah, itu dia berbagai jenis Kopi Gayo yang ada di Indonesia dan juga cara terbaik menikmati Kopi Gayo. Kalau menurutmu gimana nih tentang Kopi Gayo ini?