Sebelum membahas proses penanamannya yang sangat unik, mari kita mulai dengan cita rasa Kopi Kintamani. Biji kopi Arabika memiliki kecenderungan rasa manis, fruity, floral, chocolaty, dan memiliki tingkat keasaman rendah. Kopi dari Pulau Dewata ini sama dengan jenis Arabika lainnya yang memiliki rasa serupa.
Kopi yang berasal dari Pulau Dewata memiliki cita rasa serta aroma yang cenderung citrusy yang segar ditambah hint chocolaty, karamel atau brown sugar. Kopi Kintamani ini juga tidak memiliki cita rasa atau aroma spice atau rempah-rempah khas jenis kopi di Indonesia lainnya. Hal ini berkat proses penanamannya yang unik.
Sedangkan untuk body-nya cenderung medium dan tidak terlalu terasa pahit dengan rasa asam seperti jeruk. Hal inilah yang membuat Kopi Kintamani disukai. Selain itu kopi yang sudah menjadi komoditi ekspor ini juga memiliki kadar kafein yang tidak terlalu tinggi.
Baca Juga: Yuk, Kenali 7 Jenis Kopi Nusantara dan Karakteristiknya!
Kopi Kintamani ditanam di ketinggian 900-1000 mdpl di dekat Gunung Batur. Seperti yang sudah dibahas, cita rasa serta aroma dari Kopi Kintamani ini cenderung terasa citrusy. Salah satu penyebabnya adalah proses penanamannya yang unik dan tidak biasa.
Perkebunan Kopi Kintamani ini biasanya juga menjadi lahan perkebunan jeruk atau sayuran lainnya. Berkat inilah aroma kopinya terasa seperti buah jeruk. Tentunya aroma dan cita rasa citrusy ini berasal dari cara penanaman tradisional tanpa proses chemical.
Sesuai dengan filosofi “Tri Hita Karana” yang masih dilestarikan hingga kini, semua proses penanaman hingga panen dilakukan secara alami dan tradisional. “Tri Hita Karana” sendiri jika diterjemahkan menjadi tiga penyebab kebahagian.
Salah satunya adalah filosofi untuk menjaga keseimbangan alam. Perkebunan Kopi Kintamani menjaga keseimbangan alam dengan juga menggunakan sistem irigasi subak, pupuk organik, dan tanpa pestisida. Selain itu penanaman pohonnyaditanam beriringan dengan pohon jeruk atau sayuran.
Jadi, tidak heran jika Kopi Kintamani juga dikenal sebagai kopi yang ecofriendly karena proses penanamannya yang begitu memerhatikan lingkungan. Di tahun 2008, Kopi Kintamani juga sudah memiliki sertifikat Geographical Indication yang artinya jenis kopi ini sudah diakui secara internasional keberadaannya.
Nah, bicara proses penyeduhannya, kamu bisa mencoba proses seduh tradisional, yaitu tubruk. Kopi tubruk ini memang secara luas dikenal dari Sabang sampai Merauke. Proses pembuatannya mudah karena hanya membutuhkan bubuk biji kopi halus dan air panas saja.
Kopi Kintamani yang diseduh dengan cara tubruk juga memunculkan aroma yang lebih kuat. Biasanya warga lokal Bali juga menambahkan gula sebagai pemanis alami.
Jika kamu tidak terlalu suka rasa kopi yang pekat hasil dari proses seduh tubruk, kamu tetap bisa mencoba cara seduh manual lainnya. Misalnya saja dengan menggunakan V60 atau Chemex. Kedua alat seduh kopi manual ini menghasilkan rasa kopi yang lebih smooth dan light.
Kamu juga tetap bisa menikmati secangkir kopi nikmat dengan biji kopi pilihan berkualitas hanya dengan 6 detik saja. Nikmati secangkir kopi nikmat dari NESCAFÉ Gold Jar, paduan biji kopi Arabika dan Robusta dengan rasa smooth serta aroma yang kuat. Yuk, nikmati perpaduan sempurna biji kopi Robusta dan Arabika berkualitas dari NESCAFÉ!